Rubella sering dikenal dengan campak tiga hari atau campak Jerman. Infeksi virus ini disebabkan oleh virus akut yang sering menyerang anak-anak dan dewasa muda. Rubella ditularkan melalui udara (batuk atau bersin penderitanya) dan manusia adalah satu-satunya induk tempat penyakit ini berkembang. Setiap tahunnya, lebih dari 100.000 bayi lahir dengan dampak buruk akibat virus ini.
Seperti apa gejala Rubella?
Pada anak-anak, Rubella termasuk penyakit ringan yang sembuh dengan sendirinya. Gejalanya antara lain ruam, demam kurang dari 39°C, mual, dan iritasi ringan pada mata. Ruam awalnya muncul dari sekitar wajah dan leher sebelum menyebar ke seluruh tubuh selama 1-3 hari. Pembesaran kelenjar limfe (limfadenopati) di belakang telinga dan leher merupakan ciri khasnya. Untuk menanganinya tidak diperlukan obat antivirus, namun cukup dengan meningkatkan asupan cairan, memastikan pasien cukup istirahat, menyediakan sirkulasi udara yang baik, dan mengarantina pasien agar virusnya tidak menulari orang lain.
Apa dampak dari Rubella?
Bagi anak-anak, virus ini memang merupakan penyakit ringan. Tapi bagi wanita hamil, virus ini dapat berakibat fatal. Kematian dan cacat pada janin merupakan dampak yang ditimbulkan virus ini. Semakin muda usia kehamilan saat terserang Rubella, potensi janin mengalami Congenital Rubella Syndrome (CSR) yang mengakibatkan kematian atau cacat semakin tinggi. Jika wanita hamil terserang Rubella pada 12 minggu pertama kehamilan, potensi mengalami CSR adalah sebesar 90%, pada minggu 13-16 potensinya berkurang menjadi 54%, dan potensinya menjadi sangat kecil pada usia kehamilan 20 minggu ke atas.
Bagaimana mencegah Rubella?
Tidak ada penanganan spesifik untuk mengobati Rubella, tetapi penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi. Sebaiknya, vaksinasi dilakukan sebelum merencanakan kehamilan. Para tenaga medis, terutama dokter kandungan atau bidan, sebaiknya melakukan vaksinasi ini untuk mencegah penularannya pada wanita hamil.
Tes Rubella sebelum kehamilan
Sebagian besar dokter spesialis kandungan akan menyarankan para wanita yang berencana hamil untuk melakukan tes Rubella. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memastikan apakah seseorang telah kebal terhadap virus tersebut. Jika seorang wanita yang berencana hamil belum memiliki kekebalan terhadap Rubella, vaksinasi harus segera dilakukan karena jika vaksinasi dilakukan saat hamil, maka efeknya akan sia-sia.
Bagaimana jika saat hamil terkena virus Rubella?
Jika seorang wanita hamil mengalami kontak dengan seseorang yang terkena virus Rubella, segera lakukan pemeriksaan pada dokter kandungan atau bidan. Jika ia telah memiliki antibodi terhadap Rubella, maka tidak diperlukan penanganan lebih lanjut. Tapi, jika ternyata ia belum memiliki antibodi terhadap Rubella, maka dokter spesialis kandungan akan menyarankan pemeriksaan darah. Hasil pemeriksaan akan menunjukkan kondisi tubuh terhadap serangan Rubella. Tindakan lebih lanjut akan diambil berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut.
Jadi, jika Anda saat ini sedang merencanakan kehamilan, segera kunjungi dokter kandungan untuk mendapatkan rekomendasi tes Rubella. Begitu pula jika Anda kini tengah hamil, segera periksakan kondisi Anda dan janin. Semakin dini virus ini terdeteksi, maka akan lebih mudah ditangani. Konsultasikan segera dengan dokter spesialis kandungan terbaik melalui Konsula.
Sumber: babycenter.com, patient.info, webmd.com, who, ncbi.nlm.nih.gov